Cerita Dari Belarusia : Kisah Tribun Stadion Yang Isinya Hanya Maneken -

Cerita Dari Belarusia : Kisah Tribun Stadion Yang Isinya Hanya Maneken

PELANGI4D – Cerita Dari Belarusia : Kisah Tribun Stadion Yang Isinya Hanya Maneken

Maneken (bahasa Inggrisnya, mannequin) adalah sesuatu yang lazim kita lihat di toko busana. Namun, apa jadinya jika maneken justru disulap menjadi penonton di tribun? Inilah yang terjadi di Belarus.

Saat ini, Liga Utama Belarus jadi satu-satunya liga di Eropa yang tetap berjalan di tengah pandemi virus corona. Tidak hanya liga, turnamen pendamping semacam Piala Belarus juga masih berlangsung di sana.
Hal ini tentu jadi sesuatu yang unik sekaligus menyeramkan. Ketika negara lain berupaya menghentikan kompetisi sepak bola demi keselamatan, Liga Utama Belarus tetap berlangsung. Tetapi, bukan berarti mereka yang tinggal di Belarus abai akan situasi.

Perlahan, jumlah penonton Liga Utama Belarus yang hadir ke stadion berkurang. Hal itu seiring dengan boikot yang dilakukan 10 dari 16 klub yang bertanding di divisi utama Liga Belarus. Beberapa di antaranya adalah BATE Borisov dan Dynamo Brest.

Minimnya jumlah penonton yang datang ke stadion pun tidak hanya berpengaruh terhadap pemasukan klub, tetapi juga terhadap atmosfer di stadion. Untuk mengatasi hal tersebut, berbagai cara ditempuh, salah satunya seperti yang dilakukan Dynamo Brest.

Dalam sebuah laga leg pertama semifinal Piala Belarus menghadapi Shakhtyor Soligorsk, pihak klub menempatkan 30 maneken di tribune Regional Sport Complex Brestsky, markas mereka. Uniknya, maneken ini tidak mengenakan jersi Brest.

Terlihat jika maneken-maneken ini mengenakan jersi dari berbagai klub Eropa. Ada yang mengenakan jersi Real Madrid 2016/17, ada juga yang memakai jersi Aston Villa tahun 90an. Makin menarik, tatkala maneken ini ditempeli wajah para fans.

IDE INI DATANG DARI SALAH SATU TIM LIGA BELARUSIA

Sekretaris Umum Brest, Vladimir Machulsky, menyebut bahwa cara ini ditempuh agar para pemain Brest merasa bahwa fans menyaksikan mereka bermain. Wajah-wajah fans itu sendiri, merupakan wajah dari para pembeli tiket virtual laga Brest.

“Ini adalah ide kreatif kami. Dengan cara ini, penonton yang menonton laga kami dari televisi bisa melihat bahwa, mungkin saja, ada wajah mereka yang terpajang di sana,” ujar Machulsky, dilansir The Guardian.

“Tapi, kami tidak mencoba untuk mengisi semua tribune dengan maneken, Kami paham beberapa fans juga menolak datang ke stadion. Kami hanya berusaha agar stadion tampak terisi oleh suporter,” lanjutnya.

Jadi, agar wajah fans bisa masuk ke dalam maneken tersebut, mereka harus membeli tiket virtual kepada Brest. Harganya berkisar 67 rubel (setara 430.000 rupiah). Total, 12 tiket virtual terjual untuk laga leg pertama semifinal Piala Belarus ini.

Seiring dengan mulai merebaknya virus corona di Eropa, jumlah penonton di Belarus yang hadir ke stadion berkurang. Khusus untuk Brest, di laga leg pertama semifinal Piala Belarus saja, hanya ada 1.000 orang yang datang menonton ke stadion.

Meski begitu, belum ada tanda Liga Utama Belarus akan ditunda. Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, menyebut bahwa ajang yang mengundang keramaian di Belarus, terlepas dari mulai merebaknya virus corona, tidak perlu ditunda.