Coklat Murah
BERITA PERISTIWA

Coklat Murah Memakan Korban Anak Lagi, Hati-Hati Moms!

Coklat Murah – Nasib nahas harus dialami oleh seorang balita berusia 4 tahun. Warga Panjang Wetang Gang 1 Kecamatan Pekalongan Utara, Pekalongan, Jawa Tengah.

Gadis cilik bernama Jesika Putri ini menghembuskan napas terakhir setelah memakan jajanan anak berupa Coklat Murah.

Sang ayah, Taufiq (41) beserta keluarga masih terpukul dengan kejadian tragis yang menimpa putri kecilnya.

Jesika yang dikenal sebagai sosok periang baru saja akan masuk sekolah bulan Agustus mendatang.

Sayangnya, maut terlebih dulu menjemputnya.

“Anak saya sebelum meninggal meminta untuk didaftarkan sekolah dan akan masuk sekolah Agustus mendatang,” papar Taufiq di rumah duka. Kamis (25/4/2019) petang dilansir dari Tribun Jateng.

Sebagai ayah, Taufiq tak menyangka cokelat bermerek Mermaid tersebut akan merenggut nyawa purtrinya.

Coklat Murah tersebut memang menarik dari sisi kemasannya yang warna-warni dan bergambar putri duyung, terlebih harganya hanya Rp500 saja.

Jesika dan teman-temannya lantas tergiur membeli Coklat Murah tersebut pada Rabu (24/4/2019) sore.

Namun baru satu jam setelah menyantapnya, Jesika muntah-muntah dan keluar keringat dingin.

Baru pada Kamis (25/4/2019) dini hari, Taufiq membawa putrinya ke RS Bendan Pekalongan.

Namun takdir berkata lain, Jesika dinyatakan meninggal dunia.

Sementara Wakil kepala Polres Pekalongan Kota, Kompol I Wayan Tudy menjelaskan, setelah makan cokelat Mermaid tersebut, dua anak menjadi korban.

“Setelah makan Coklat Murah tersebut, dua bocah menjadi korban, seorang bernama Jesika dinyatakan meninggal setelah mendapat perawatan di RS Bendan.

Satu korban lagi, Nur Syafia Rahma (5), yang kini dirawat secara intensif di RS Budi Rahayu, Kota Pekalongan,” ujar Wayan.

Wayan juga telah mengintruksikan jajaran Reskkrim Polres Pekalongan Kota untuk mencari cokelat tersebut.

Teman sekaligus tetangga Jesika yang kini masih dirawat di RS Budi Rahayu, Kota Pekalongan. Nur Syafia Rahma (5) menuturkan tergiur membeli cokelat maut tersebut karena menyukai bungkusnya warna-warni bergambar putri duyung.

“Saya makan cokelat itu bersama teman saya,” papar Syafia. Saat ditemui di Ruang Anak RS Budi Rahayu, Kota Pekalongan dilansir dari Tribun Jateng.

Bocah itu mengaku, beberapa jam setelah makan cokelat, ia merasa pusing dan mual.

“Setelah membeli cokelat, saya bersama Jesika memakannya di rumah.

Saya dan Jesika menghabiskan masing-masing satu cokelat. Setelah itu saya merasa pusing dan mual, lalu saya dibawa ibu untuk berobat ke rumah sakit,” ujarnya.

Menurut pengakuan ibunda Syafia, Nur Rose Firdaus (28), hanya Syafia dan Jesika yang memakan cokelat tersebut di rumah.

Sedangkan satu anak lain yang ikut membeli di warung dekat rumah tidak menyantapnya.

“Yang memakan cokelat hanya anak saya dan Jesika, sedangkan satu temannya tidak makan. Selang satu jam setelah makan cokelat itu, Jesika muntah-muntah dan dibawa ke rumahnya. Anak saya muntah juga beberapa menit kemudian,” paparnya.

Menurut dokter yang menangani, Syafia mengalami intoksinasi atau keracunan.

Dugaan ini diperkuat karena urine Syafia mengandung darah.

Selain itu, jumlah leukosit bocah tersebut mencapi 16 ribu, padahal normalnya hanya di bawah 14 ribu.

Peningkatan leukosit itu bisa jadi karena intoksikasi setelah memakan cokelat.

Intoksinasi bisa menyebabkan meninggal dunia jika salah dalam penanganan.

Dikabarkan kondisi Syafia berangsur membaik setelah mendapat perawatan hampir 24 jam.

Ini bukanlah kasus pertama anak-anak mengalami keracunan karena cokelat, Moms.

Tahun 2017 lalu, belasan siswa SD di Kediri, Jawa Timur juga mengalami keracunan cokelat masal.

Coklat Murah tersebt berasal dari luar negeri, dibawa oleh salah satu siswa yang juga ikut keracunan setelah memakannya ramai-ramai.

Sedangkan di tahun 2016, kasus serupa terjadi di Mempawah.

Sebanyak 87 siswa SD keracunan cokelat batang yang diduga sudah kedaluwarsa.

Karena itu, Moms sebaiknya mengawasi jajanan Si Kecil ya.

Lebih baik lagi jika Moms membawakan bekal saja ketika Si Kecil ke sekolah untuk mengurangi kemungkinan jajan sembarangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *