Debat Perdana Cawapres di Pilpres 2024
PELANGISLOT – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menggelar debat kandidat calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Debat kedua yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada Jumat, 22 Desember 2023 ini akan memberikan porsi lebih banyak kepada ketiga cawapres.
Artinya, ini merupakan kesempatan perdana bagi Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, dan Cawapres nomor urut 3 Mahfud Md untuk menyampaikan gagasannya di arena debat Pilpres 2024.
Debat Cawapres kali ini
kali ini akan mengusung tema tentang Ekonomi (ekonomi kerakyatan serta ekonomi digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)-Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Infrastruktur dan Perkotaan.
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan bahwa debat cawapres nanti tidak akan kalah menarik dari debat capres perdana pada Selasa, 12 Desember 2023 lalu.
“Karena ketiga kandidat ini boleh dikatakan punya latar belakang yang berbeda. Makanya saya pikir seluruh masyarakat Indonesia harus menontonnya,” ujar Emrus saat dihubungi PELANGISLOT Kamis (21/12/2023).
Dia percaya, ketiga kandidat cawapres dapat menyampaikan gagasan dengan gayanya masing-masing, kendati tidak semuanya memiliki latar belakang di bidang ekonomi. Diketahui, Cak Imin berlatar belakang politikus yang pernah menduduki jabatan eksekutif dan legislatif.
Sementara Gibran memiliki background seorang pengusaha dan saat ini tengah menjabat sebagai kepala daerah atau tepatnya Wali Kota Solo. Sedangkan Mahfud merupakan akademisi dan mantan politikus yang berpengalaman menduduki jabatan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
“Tema yang diperdebatkan kan tidak pernah sampai menukik, misalnya kemarin soal hukum tidak sampai ke pasal-pasal. Dari situ semua kan pasti bicara makro. Katakanlah APBN, tidak mungkin menghitung secara detail. Jadi bicara makro. Saya pikir tiga kandidat ini bisa menjelaskan pandangan-pandangannya,” kata Emrus.
Emrus kemudian membahas satu per satu modal yang dimiliki ketiga kandidat untuk debat cawapres besok. Dia memulainya dari Mahfud Md yang memiliki banyak pengalaman menduduki sejumlah jabatan, di antaranya Menteri Pertahanan, Menteri Kehakiman, Anggota DPR, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), hingga kini Menko Polhukam.
“Dari sudut perdebatan, maka Mahfud Md sudah sangat luar biasa pengalamannya. Mahfud pernah di DPR, pernah berdebat dengan partai lain, ketika di parlemen sudah terbiasa berdebat dengan pemerintah. Sudah terbiasa berdebat di MK, dan sudah terbiasa juga ketika di pemerintahan berdebat dengan DPR,” ucapnya.
Begitu juga dengan Cak Imin yang pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, beberapa kali menjadi anggota DPR, Wakil Ketua DPR, dan Wakil Ketua MPR. Cak Imin juga saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dengan pengalaman sebanyak itu, tentu Cak Imin juga memiliki modal yang cukup banyak untuk berdebat. Meski begitu, Emrus menilai, Cak Imin tetap kalah dari Mahfud Md.
“Ada semacam relasi dari faktor psikologis. Bukankah Muhaimin juniornya Mahfud Md di PKB, di NU. Kemudian Mahfud Md juga adalah sosok Gusdurian, sementara Muhaimin kan boleh dikatakan membawa PKB-nya Gus Dur kan. Jadi itu beban psikologis,” tuturnya.
Sementara Gibran di pemerintahan hanya berpengalaman menjadi kepala daerah. Saat ini, Gibran tercatat belum genap tiga tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo. Sehingga pengalaman debatnya masih kalah dari dua kandidat cawapres lainnya.
Atas dasar itu semua, Emrus berpendapat, Mahfud Md akan mendominasi panggung debat cawapres pada Jumat malam nanti.
“Karena debat ini kan tidak sampai soal mikro, soal mendetail, tapi persoalan makro tentang ekonomi. Maka pengetahuan umum jadi sesuatu yang penting. Nah sorry to say, dari tiga kandidat ini, mohon maaf saya berpendapat Mahfud lebih unggul lah pengetahuan umumnya, di-backup kemampuan debatnya yang saya uraikan tadi,” katanya menjelaskan.
Meski begitu, Emrus tidak sepakat dengan pihak-pihak yang mengecilkan kemampuan Gibran pada debat cawapres nanti.
“Saya kira tidak perlu diremehkan. Kalau ada yang meremehkan itu tidak tepat juga. Karena mereka kan memiliki kelebihan masing-masing. Dan Gibran ini kan satu-satunya yang pernah atau sedang menjabat kepala daerah,” ucapnya.
Lebih lanjut, Emrus mengungkapkan sejumlah kategori yang bisa menjadi penentu pemenang debat cawapres sekaligus untuk mendapatkan sentimen positif masyarakat dari adu gagasan tersebut. Pertama yakni pengalaman debat, kedua wawasan atau pengetahuan umum, ketiga logika dan nalar, keempat kredibilitas, dan keempat integritas.
“Oleh karena itu, dari semua komponen tersebut saya berkesimpulan yang menguasai panggung dan mendapatkan sentimen positif dari masyarakat kalau boleh saya urut, urutan pertama Mahfud Md, kedua Muhaimin Iskandar, ketiga Gibran.”
“Itulah hipotesis saya berdasarkan analisa tadi. Tetapi perdebatan itu nanti tetap akan menarik kita saksikan dengan gaya mereka masing-masing,” tutur Emrus.
Berbeda dengan debat capres sebelumnya, debat cawapres nanti KPU akan menyediakan podium untuk masing-masing kandidat yang berdebat. Terkait penambahan format ini, Emrus berpendapat tidak ada kandidat tertentu yang diuntungkan.
“Saya pikir bisa saja menguntungkan semua kandidat. Adanya podium itu kan jadi bisa tangannya pegangan ke meja podium itu. Jadi itu bisa mengatasi kegerogian,” katanya.
Namun dia menyoroti soal ketinggian podium yang disiapkan KPU. Berdasarkan informasi yang dia terima, podium yang disiapkan untuk debat cawapres memiliki ketinggian yang sama. Tentu secara psikologis, kata dia, keberadaan podium itu menguntungkan kandidat yang memiliki tinggi badan proporsional.
“Kalau benar tinggi podium itu sama maka akan menguntungkan debater yang proporsi tubuhnya lebih tinggi dari yang lain. Harusnya dibuat proporsional, misal dibuat 2/3 dari tinggi tubuh masing-masing,” ujar Emrus Sihombing menandaskan.
Sementara itu, Analis Komunikasi Politik sekaligus pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Budi Satrio menuturkan bahwa debat cawapres nanti akan sangat menarik karena ada Gibran Rakabuming Raka. Dia menyebut, putra sulung Presiden Jokowi itu akan menjadi pusat perhatian pada debat nanti.
“Mas Gibran ini kan kebebanan ya kalau bagus dia dianggap anak presiden ya memang harus bagus, kalau jelek ya pasti dianggapnya dia emang belum waktunya, instan, dipaksakan,” ujar pria yang akrab disapa Hensat ini saat dihubungi Kamis (21/12/2023).
Sementara Mahfud Md, kata dia, akan terbebani oleh segudang pengalamannya dan predikat profesornya, sehingga harus bisa tampil lebih baik dari dua kandidat lainnya. Sedangkan Muhaimin Iskandar dinilai akan tampil santai sesuai dengan gaya dan ciri khasnya.
“Jadi menurut saya, (debat cawapres) akan menarik karena ada Mas Gibran itu, jadi menurut saya juga rating TV akan tinggi banget itu nanti,” kata Hensat.
Lebih lanjut, dia mengaku tidak melihat ada hal yang istimewa dari ketiga kandidat dalam menghadapi debat cawapres. Menurutnya, ketiga cawapres memiliki persiapannya masing-masing.
“Tapi ada dua topik yang Gibran banget, isu perkotaan dan APBD. Jadi itu kelihatannya Gibran banget itu topiknya,” ucap Hensat.
Menurutnya, Gibran cukup diuntungkan karena dua topik tersebut menjadi makanan sehari-harinya selama menjabat sebagai Wali Kota Solo. Apalagi Gibran merupakan satu-satunya kandidat yang berlatar belakang sebagai kepala daerah.
Namun begitu, bukan berarti kedua kandidat lainnya tidak bisa menjawab isu-isu tentang ekonomi, pengelolaan APBN-APBD, hingga perkotaan yang menjadi tema dalam debat ini.
“Sama aja mereka bertiga. Tapi ya Pak Mahfud dan Cak Imin kan diuntungkan karena pengalamannya banyak. Pak Mahfud punya pengalaman di eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Cak Imin juga jadi ketua parpol lama. Aman buat mereka sih,” katanya.
Lebih lanjut, Hensat tidak sependapat dengan anggapan yang muncul seolah Gibran diremehkan dalam kontestasi Pilpres 2024 ini. Menurut dia, justru Gibran yang meremehkan Indonesia karena pencalonannya yang sempat diwarnai polemik terkait keputusan di MK.
“Dia dong yang meremehkan Indonesia, orang belum waktunya dia maksa. Jangan dibalik-balik. Bukan kita meremehkan Gibran ya, tapi Gibran yang meremehkan kita loh. Seolah kita bodoh semua kali dia bisa maju karena kapasitasnya, orang dia bisa maju karena pamannya, karena bapaknya,” ujar dia.
“Jad itu tadi, kalau dia (Gibran) bagus ya memang dia harus bagus lah anak presiden, masa dia enggak bagus. Kalau dia enggak bagus ya emang belum waktunya,” kata Hensat menandaskan.