Melihat Peninggalan BJ Habibie di Isola Bandung
BERITA PERISTIWA

Melihat Peninggalan BJ Habibie di Isola Bandung

Melihat Peninggalan BJ Habibie Dermawan dan ramah, dua kata itu yang kerap terlontar dari warga Kelurahan Isola, Sukasari, Kota Bandung saat ditanya tentang sosok Bacharuddin Jusuf Habibie.

Sebabnya, sejak tahun 1980-an, Presiden ke-3 Republik Indonesia itu tinggal di Bandung dan telah memberikan kontribusi besar terhadap warga di sekitarnya. Salah satu peninggalannya adalah Dapur Jompo, lokasinya berada di RT 1 RW 4 Kelurahan Isola. Tempat itu didirikan Habibie untuk merawat sekaligus menyediakan makanan gratis bagi lansia dan orang tak mampu yang berada di sekitarnya.

“Pak Habibie ingin agar jompo itu sehat dan segar, tidak sakit-sakitan. Dapur Jompo ini sudah berdiri sejak tahun 1982,” ujar Aan (54), pengawas Dapur Jompo di Isola saat ditemui detikpelangi di Dapur Jompo, Kamis (12/9/2019).

Aan mengatakan, setiap harinya di dapur tersebut dimasak berbagai macam menu lauk pauk seperti telur, sayur, pindang dan lain sebagainya. Biasanya puluhan lansia datang pada pukul 08.00 – 11.00 WIB.

“Asalnya diantar ke rumah, tapi agar lansia bisa saling berinteraksi, akhirnya mengambil saja makanannya di sini,” kata Aan

Ia mengatakan, seluruh bahan masakan didatangkan langsung oleh pekerja di rumah Habibie yang tak jauh dari Dapur Jompo. Tak jarang, warga yang ingin berkontribusi pun datang memberikan bahan makanan.

“Bu Ainun pun pernah datang ke sini dan mengobrol, senang sekali rasanya,” kenang Aan.

Terkait kabar meninggalnya BJ Habibie, Aan dan warga lainnya sangat merasa kehilangan. “Eyang itu orangnya baik, ada beberapa warga tak mampu juga yang mendapatkan sembako setiap bulannya,” ucapnya.

Masjid Nurul Iman

Selain Dapur Jompo, BJ Habibie juga dikenal berkontribusi besar terhadap pembangunan Masjid Nurul Iman dan fasilitas umum lainnya yang berada di Kelurahan Isola. Lokasinya tepat di belakang rumah BJ Habibie di Jalan Sersan Bajuri.

Masjid ini kerap didatangi Habibie untuk melaksanakan ibadah Salat Jumat ketika bertandang ke Bandung. Sutiana (52), Ketua DKM Masjid Nurul Iman langsung menitikkan air mata seketika detikpelangi bertanya mengenai sosok BJ Habibie.

“Saya ingat betul ketika beliau melihat lingkungan sekitar, banyak sampah berserakan. Beliau sampai-sampai membangun aliran air didanai sendiri sampai Rp 400 juta,” ujar Sutiana.

Habibie pun membangun pemandian umum bagi warga dan juga membantu pembebasan lahan untuk pemakaman umum. “Warga punya dua tempat pemakaman yang sudah padat, beliau membantu kami dengan memberikan uang Rp 300 juta berupa cek,” katanya.

Terakhir ia bertemu dengan Habibie pada 2017 lalu. Di sana ia mendengar amalan ibadah yang kerap dilakukan Habibie tiap malam.

“Beliau agamanya kuat sekali, puasa Senin – Kamis tidak pernah lepas, tiap salat malam beliau tamatkan surat Yasin tiga kali, satu untuk Ainun, ibu dan mertuanya,” katanya.

Melihat Peninggalan BJ Habibie di Isola Bandung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *