Pria Di Denda Rp1.3M Karna Gagal Bunuh Diri
BERITA PERISTIWA

Pria Di Denda Rp1.3M Karna Gagal Bunuh Diri

Pria Di Denda – Seorang pemuda yang mengalami koma setelah berusaha bunuh diri menemukan tagihan dalam jumlah besar saat dia siuman.

Oliver Jordan membagikan foto faktur dengan jumlah total hingga USD93.424 atau setara Rp1,3 miliar

Baca Juga : Makan Nasi Pakai Lauk Obat Nyamuk Bakar, Bapak Ini Langsung Viral

Yang diletakkan di meja samping tempat tidurnya setelah ia menghabiskan satu minggu di rumah sakit.

Daftar harga itu terbagi menjadi 17 item, termasuk USD29.000 atau Rp400 juta untuk waktu laboratorium, USD 10.280 sekira Rp140 juta

Baca Juga : Untung Jutaan Setiap Hari Hanya Jualan Nasi Yang Harganya Rp 2ribu

Untuk tempat tidur dan makan, dan USD 16.109 sekira Rp225 juta untuk alat bantuan pernapasan.

Dua Wanita Baca Juga : Ingin Cantik Luar Dalam, Gadis Ini Memakan Kosmetik

“Ini harga yang mahal untuk percobaan bunuh diri di AS,” tulis Jordan.

Baca Juga : Ingin Hubungan Makin Romantis? Pakai Kata-Kata Ini

Pria Di Denda berusia 21 tahun itu mengatakan kepada The New York Post bahwa ia beruntung memiliki asuransi.

Jordan mengatakan dia tidak memikirkan ada tagihan besar saat dia mencoba bunuh diri.

Baca Juga : Kisah Haru Pekerja Proyek Yang Hobi Nonton Drakor

Warga Oklahoma, yang menggambarkan dirinya sebagai “pertapa sejati” di bio Twitter-nya, menanggapi seorang pengguna Twitter yang menanyakan perawatan apa saja yang telah ia terima.

“Seandainya aku tahu !!!!!” tulis Pria Di Denda

Baca Juga : Demi Mencari Pekerjaan, Bapak Ini Rela Tempuh 260 Km

“Aku koma dan sampai hari ini aku bahkan tidak tahu seperti apa (pemeriksaan) laboratorium yang mereka lakukan padaku!!

“Dalam beberapa menit saya bangun dari koma saya, mereka membawa saya ke ruang psikis mereka dan tidak memberi tahu saya soal perawatan.

Baca Juga : Kunci Mobil Nya Aja 3M, Mobil Nya Berapa Yah?

“Saya mengetahui menjelang akhir masa tinggal saya (di rumah sakit), pada suatu saat saya terkena radang paru-paru dan MRSA di sana, tetapi mereka tidak memberitahu diagnosis sebelumnya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *