Sebenarnya Kaka Tidak Ada Niat Untuk Meninggalkan AC Milan -

Sebenarnya Kaka Tidak Ada Niat Untuk Meninggalkan AC Milan

PELANGI4D – Sebenarnya Kaka Tidak Ada Niat Untuk Meninggalkan AC Milan

Dalam hidupnya, tak sekali pun Ricardo Kaka benar-benar berpikir untuk meninggalkan AC Milan. Milan adalah klub impian sosok yang kemarin (22/4/2020) berulang tahun ke-38 tersebut. Saat Kaka masih bermain untuk Sao Paulo, agennya yang bernama Gaetano Paolillo bertanya pada sang ayah: Kalau ke Eropa, sang anak hendak ke mana?

“Jawabannya Milan. Aku meminta 30 hari untuk mewujudkannya dan mulai mendesak (saat itu CEO Milan, Adriano) Galliani, tetapi tak mudah. Milan sudah memiliki Manuel Rui Costa dan Rivaldo sebagai trequartista,” kenang Paolilo kepada MilanNews.it. “Aku bahkan sempat menawarkannya ke Inter Milan, tetapi Hector Cuper (pelatih Inter saat itu) tak tahu bagaimana menempatkan Kaka dalam skema 4-4-2. Orang-orang seperti tidak tertarik, yang menurutku sesuatu yang aneh.”

Biography: Ricardo Kaka: – English in Chester

“Pada akhirnya, (pengacara Milan, Leonardo) Cantamessa membuat bagan astrologi Kaka dan bilang bahwa mereka akan mengontraknya, karena bintang-bintang bersinar padanya. Setelah Ariedo Braida (Direktur Olahraga Milan waktu itu) dirayu, kami juga bisa meyakinkan Galliani.”

Milan merekrut Kaka pada 2003 lalu. Keputusan tersebut berbuah manis. Kaka menjadi motor utama serangan tim di bawah komando Carlo Ancelotti dan mampu menutupi peran Rui Costa yang perlahan mulai menua Performanya kian ciamik memasuki 2005. Kombinasinya dengan Clarence Seedorf, Gennaro Gattuso, serta Andrea Pirlo jadi ancaman serius para lawan. Pada 2007, gelar Liga Champions berhasil dia persembahkan. Kaka juga mendapat gelar Ballon d’Or di tahun itu. Namanya pun kian menjulang. Klub-klub top Eropa lantas menaruh perhatian. Namun, Kaka selalu menolaknya. Di sisi lain, Milan juga enggan melepas sang pemain.

MERAIH GELAR BALLON D’OR

Kaka juga mendapat gelar Ballon d’Or di tahun itu. Namanya pun kian menjulang. Klub-klub top Eropa lantas menaruh perhatian. Namun, Kaka selalu menolaknya. Di sisi lain, Milan juga enggan melepas sang pemain. Segala hal tersebut sayangnya berubah pada 2009. Kondisi finansial klub yang buruk jadi penyebabnya. Setelah hampir dijual ke Manchester City, Kaka akhirnya setuju dilepas ke Real Madrid dengan biaya 67 juta euro.

Exactly 10 years ago, Kaka was the last human to win the Ballon d ...

“Dia tak pernah ingin pergi, jadi gaji yang dia dapat di Real Madrid bukanlah masalahnya. Dia dicintai para suporter di klub ini dan dia merasa bahagia di Milan,” ujar Paolilo. “Namun, klub memasukkannya ke daftar jual dan saat itu Real Madrid adalah pilihan yang baik. Itu juga sebetulnya bukan keinginan Galliani, karena dia sangat mencintai Kaka,” sambungnya.

Kaka hengkang ke Madrid saat tengah bagus-bagusnya. Usianya kala itu juga masih 27 tahun, usia emas. Tapi, Kaka tak pernah mampu mencapai performa terbaik, terutama karena cedera, sebelum akhirnya kembali secara gratis ke Milan pada 2013. Di periode keduanya bersama Milan ini, Kaka sudah jadi pemain berbeda. Dia sudah berkepala tiga dan tak lagi seeksplosif sebelumnya. Meski begitu, rasa cintanya pada Milan tak pernah luntur.