berita peristiwa bayi meninggal
BERITA PERISTIWA

Bayi Meninggal Berusia Tiga Bulan di Tempat Penitipan Anak di Bali, Ayah Menangis saat Lihat CCTV

PELANGI4D LOUNGE – Bayi Meninggal Berusia Tiga Bulan di Tempat Penitipan Anak di Bali

Diduga kehabisan oksigen, bayi berusia tiga bulan bernama Elora meninggal di sebuah Tempat Penitipan Anak (TPA) di Jalan Drupadi, Denpasar.

Kasus tersebut kini masih dalam penyelidikan pihak Polresta Denpasar.

Selagi menunggu proses otopsi jenazah anaknya di RSUP Sanglah, Andika kemarin menceritakan kronologi hingga diketahui Bayi Meninggal Berusia Tiga Bulan.

Pada Kamis (9/5) pagi sekitar pukul 07.30 Wita, ia menitipkan kedua anaknya yang bernama Kevin (berumur 2,5 tahun) dan Elora (berumur 3 bulan) di TPA tersebut.

Periksa Pemilik Pelangi4D

Andika menuturkan, setelah kejadian itu, ia mendapat kesempatan untuk melihat rekaman CCTV di ruangan TPA tersebut. Bandar Togel

Dari melihat rekaman CCTV itu. Andika mengatakan, saat itu terlihat Elora ditinggal selama 30 menit oleh perawat dalam kondisi dibedong dan ditengkurapkan.

“Saya pikir TPA itu bagus, karena setiap pulang, kedua anak saya sudah mandi dan wangi. Setiap kali menjemput, susunya selalu habis. Kan jadi senang dengernya sebagai orangtua. Memang anak pertama saya Kevin, saya titipkan sudah selama satu bulan lebih seminggu di situ.

Sedangkan Elora baru dititipkan di sana selama dua minggu. Namun setelah kita cek rekaman di CCTV, ternyata seperti itu. Saya lihat anak saya Elora setelah mandi, kemudian dibedong. Dan pada saat posisi pertama itu miring dan masih terganjal bantal. Setelah itu, diambil bantalnya, lalu anak saya ditengkurapkan.

Nah, setelah itu perawat ninggal anak saya dalam kondisi seperti itu untuk mengambil anak lain yang sedang dijemput orangtuanya. Ditinggal selama 30 menit. Dan jeleknya, pintunya itu ditutup,” tutur Andika.

Sambil menceritakan kondisi anaknya yang terekam CCTV, terlihat Andika mulai meneteskan air mata. Togel Online

“Menit-menit pertama, lanjut lima menit, anak saya masih gerak-gerak, mungkin dia ingin membalikkan badannya ya. Cuman lama kelamaan dia diam. Di situ kelihatannya dia seperti kehabisan oksigen. Itu yang saya kecewa,” katanya.

“Statement dari pihak TPA masih tidak mengakui. Malah yang saya dengar, di penyelidikan, membuat berita acara dan menyatakan bahwa mereka bekerja sesuai SOP (prosedur operasional standar). Anak haus diberi susu, tidur, dan kemudian meninggal. Kok ngomongnya begitu,” ujar Andika.

Ia menjelaskan juga, menurut keterangan dokter dari RS Bros bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh bayinya.

“Dari RS Bros, pihak dokter menyampaikan dia sudah meninggal. Tanda kekerasan tidak ada. Namun, kata dokter, karena kehabisan oksigen,” ujarnya.

“Saya bawa ke RSUP Sanglah agar diotopsi. Sebenarnya kita sempat ragu mau diotopsi atau tidak, karena kan jasadnya dibedah kalau diotopsi. Tapi dari pihak kepolisian bilang, kami tidak bisa menyelesaikan ini secara hukum kalau tanpa otopsi, harus dibuat data otopsinya. Saya mendukung proses hukumnya dan saya ikuti. Saya serahkan ke pihak kepolisian,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *