Derita Leganes si Kecil Korban Kecerobohan Raksasa Barcelona -

Leganes si Kecil Korban Kecerobohan Raksasa Barcelona

PELANGI4D – Leganes si Kecil Korban Kecerobohan Raksasa Barcelona
Tim kecil dari Madrid ini sudah lama berjuang untuk bertahan di LaLiga dan tim dari Catalan mungkin telah menghancurkan mimpi mereka.

Kepindahan Odion Ighalo dari Shanghai Shenhua ke Manchester United, sekarang bukan lagi transfer teraneh yang terjadi di 2020.

Tiga pekan setelah bursa transfer ditutup, Barcelona mengikuti jejak si Setan Merah dengan mengaktifkan klausul bebas transfer striker Leganes Martin Braithwaite seharga €18 juta.

Dalam waktu singkat, dari penghangat bench Middlesbrough, sekarang dia berkostum Barcelona. Perubahan memang nyata terjadi dengan cepat dalam sepakbola. Braitwaite berpisah dengan pelatih Tony Pulis pada Januari 2019, sekarang dia bermain bersama Lionel Messi.

Bagaimana ini bisa terjadi? Barcelona, penguasa sepakbola Spanyol ini diselamatkan oleh Leganes yang sekarang berada di zona merah Laliga. Sebelumnya Leganes terpaksa berpisah dengan Youssef En-Nesyri yang hijrah ke Sevilla dengan latar belakang pengaktifan klausul bebas transfer.

Barca diperbolehkan menggaet Braithwaite dari Leganes setelah mendapat izin dari LaLiga karena keadaan darurat setelah salah satu dari pemain mereka harus absen selama lima bulan atau lebih. Dengan catatan, pemain yang mereka beli berasal dari tim sesama Spanyol atau berstatus bebas kontrak.

Cedera hamstring telah membuat musim Ousmane Dembele berakhir, setelah otoritas sepakbola Spanyol memverifikasi situasi sang pemain, Barcelona mendapat izin untuk menuntaskan transfer di luar bursa.

Akan tetapi keputusan ini melahirkan kontroversi di Spanyol karena Leganes tidak diperbolehkan untuk mencari pengganti Braithwaite.

Pepineros sekarang menempati peringkat 19 dengan koleksi 19 poin dan mereka sekarang kehilangan striker utama mereka hingga menipiskan peluang lolos dari ancaman degradasi. Tim ini memperlihatkan peningkatan di bawah arahan pelatih Javier Aguirre namun regulasi yang ada telah membuat tim ini semakin terperosok.

Semua klub Spanyol diwajibkan menambahkan klausul bebas kontrak pada semua pemain dan beberapa di antara mereka bersikeras menuliskan angka yang rendah ketika bergabung ke klub baru agar memudahkan kepindahan ketika kesempatan itu datang.

Situasinya sekarang berbeda. Tim penjual biasanya punya kesempatan untuk mencari pengganti namun tidak dengan Leganes. Sekarang mereka harus mengakhiri musim dengan barisan penyerang yang belum pernah mencetak gol pada musim ini.

Akibat Cedera nya pemain inti

Hal menggelikan yang bisa ditarik dari cerita ini adalah perencanaan Barcelona yang berantakan, dan Leganes yang harus menebus itu semua.

Luis Suarez sudah menepi dalam empat bulan dan seharusnya klub sudah menyadari mereka tidak bisa mengandalkan Dembele untuk terus bugar.

Karena alasan itu, raksasa Catalan itu seharusnya sudah membeli striker di bursa transfer musim panas tetapi mereka gagal merampungkan kesepakatan untuk menggaet Rodrigo Moreno dari Valencia.

Kemudian secara lucu, mereka juga membatalkan peminjaman Cedric Bakambu ketika penyerang Congo itu sudah menempuh setengah perjalanan dari Tiongkok ke pesisir timur Spanyol.

“Yo, Transfermarkt, tolong tambahkan ‘nyaris Barcelona’ di sejarah transfer saya,” demikian kicauan Bakambu dengan nada kelakar soal kegalalannya mendaratkan kaki di Barcelona. Sayangnya di Leganes sekarang tidak ada yang tersenyum.

Bukan lingkaran luar saja, banyak loyalis Blaugrana yang juga tidak terkesan dengan kesepatan terakhir klub.

Borussia Dortmund menggaet Erling Braut Haaland seharga €20 juta di akhir Desember dan sekarang nama sensasi Norwegia tersebut begitu menjulang. Rasanya aneh jika Barca terpaku pada pilihan Braithwaite.

Pemain timnas Denmar ini mau tidak mau harus dikatakan sebagai pilihan terpendek jangka pendek. Dia bahkan tidak bisa tampil di Liga Champions. Tidak peduli bagaimana direktur olahraga Eric Abidal katakan saat mempresentasikan sang pemain, besar kemungkinan Braithwaite akan dilepas di akhir musim.

Barcelona akan berargumen, mereka sedang berusaha berhemat untuk habis-habisan di bursa transfer musim panas mendatang. Ya, gosip transfer Neymar dan Lautaro Martinez memang belum hilang dari peredaran. Tetapi jika kita menyimak lebih jauh lagi, klub seharusnya bisa menangani permasalahan yang ada dengan cara yang lebih jitu.

Barcelona bahkan seperti kebingungan mencari pengganti darurat. Pertama Willian Jose kemudian radar mengarah ke Angel Rodriguez, Lucas Perez milik Alaves dan Roger Marti.

Levante memasang banderol €30 juta untuk Marti dan Barca enggan memenuhi permintaan itu dan pilihan akhirnya jatuh pada Braithwaite.

PERJALANAN KARIR

Setelah tampil mengecewakan bersama Middlesbrough dan Barcelona, pemain Denmark ini memang mulai menemukan lagi sentuhan terbaiknya bersama Leganes dengan koleksi 10 gol dari 38 pertandingan. Catatan solid meski tidak spektakuler. Braithwaite adalah pencetak gol terbanyak bagi Leganes musim ini, namun hanya dengan enam gol dari 24 pertandingan LaLiga.

Bersama Barcelona, Braithwaite dipastikan bakal dimanjakan oleh bola-bola berkualitas. Tetapi mendatangkannya tetap saja dianggap sebagai sebuah perjudian (sambil mengingat kiprah Kevin-Prince Boateng pada musim lalu – nirgol dari empat laga).

Mengingat kontroversi dalam kepindahannya, tekanan pada Braithwaite dipastikan lebih keras ketimbang Boateng. Tetapi kita juga harus fair pada sang striker, ini bukan kesalahannya. Dia bahkan merujuk pada hal tersebut saat berbincang dengan presiden Leganes pada Rabu kemarin.

Pemilik klub Felipe Moreno memahami alasan sang pemain ingin merapat ke Camp Nou, tetapi dia sekarang harus menghadapi kekacauan yang ditimbulkan Barcelona.

“Kenyataannya adalah kami sangat khawatir. Setelah apa yang terjadi dengan En-Nesyri, bertahan di LaLiga akan menjadi lebih sulit,” akunya.

Inti dari sorotan ini adalah ketidakadilan yang menimpa Leganes dan kecerobohan strategi transfer Barcelona.

Tim kecil Madrid ini sudah lama berjuang untuk bertahan di kasta tertinggi sepakbola Spanyol dan tim dari Catalan mungkin telah menghancurkan mimpi mereka.