Pemain Buangan Liverpool Ini Sukses Jadi Bintang Di Lazio -

Pemain Buangan Liverpool Ini Sukses Jadi Bintang Di Lazio

PELANGI4D – Pemain Buangan Liverpool Ini Sukses Jadi Bintang Di Lazio

auh sebelum Mohamed Salah, Luis Alberto pernah mengenakan seragam Liverpool di badannya. Dia didatangkan dari Sevilla dengan banderol 6,8 juta poundsterling pada musim panas 2013.

Secara tradisi, Liverpool adalah rumah yang ramah bagi pemain-pemain asal Spanyol. Fernando Torres, Fernando Morientes, Xabi Alonso, Luis Garcia, dan Pepe Reina adalah deretan nama yang berhasil memancarkan sinarnya di sana.

Sayangnya, hal itu tidak menular kepada Alberto. Cuma sembilan kali dia mentas dia mentas di Premier League. Parahnya lagi, semuanya berawal dari bangku cadangan. Maka jangan heran kalau Alberto cuma mampu mempersembahkan satu assist yang ditorehkannya buat The Reds. “Saya tidak mendapatkan waktu bermain yang saya inginkan di Liverpool. Kemudian saya memulainya dengan baik di Malaga dan menikmatinya di Deportivo La Coruna meski sempat mengalami cedera,” ungkap Alberto dalam wawancaranya di Instagram.

SERING DI PINJAMKAN KE KLUB LALIGA

Liverpool lantas meminjamkan Alberto ke Malaga pada awal musim 2014/15. Torehannya tak banyak, hanya satu gol dan sepasang assist pada pentas La Liga. Namun, setidaknya dia mendapatkan menit bermain lebih di sana. Liverpool masih enggan memulangkan Alberto. Gelandang asal Cadiz itu dioper ke Deportivo La Coruna semusim berselang. Bersama Superdepor itulah Alberto moncer dengan torehan enam gol dan tujuh assist di ajang liga.

“Tidak ada (klub) yang benar-benar mengenal saya dan itu adalah kesalahan saya. Saya berlatih sendiri di Liverpool, tetapi mentalitas saya berubah karena dibantu (pelatih mental Liverpool) Juan Campillo. Sehingga saya berani mengambil langkah berikutnya,” lanjut Alberto.

Hingga akhirnya Lazio datang meminangnya. Langkah mereka untuk mendatangkan Alberto sempat menuai kritik. Biancocelesti baru menyegel Alberto di detik-detik akhir jendela transfer musim panas 2016. Dengan kata lain, Alberto hanya plan cadangan Lazio. Ini juga terkait dengan keputusan Antonio Candreva yang memilih hijrah ke Inter Milan beberapa pekan sebelumnya.

Namun, siapa yang menyangka kalau Lazio adalah rumah yang sempurna buat Alberto. Bersama klub asal Roma itu, potensi Alberto mencapai puncaknya. “Saya membuat langkah besar di Lazio, klub yang luar biasa. Bergabung dengan Lazio adalah keputusan terbaik dalam hidup saya,” tegas Alberto.

Eh, tapi dia tak langsung bersinergi dengan skema 4-3-3 yang diterapkan Simone Inzaghi di musim perdananya. Pemain yang berharga 4 juta euro itu hanya diberi durasi bermain sebanyak 363 menit.

Sampai semuanya berubah di musim 2017/18, seiring dengan keputusan Inzaghi berpaling ke pakem tiga bek. Dia memercayai Alberto sebagai kreator serangan Lazio di belakang Ciro Immobile sebagai produsen gol utama.

peran yang diampu Alberto itu tak jauh berbeda semasa berseragam Depor di musim 2015/2016. Pelatih Victor Sanchez kala itu menaruh Alberto sebagai gelandang serang dalam format 4-2-3-1, di belakang Lucas Perez sang juru gedor. Well, musim kedua Alberto bersama Lazio itu berakhir sempurna. Dia menutup Serie A musim 2017/18 sebagai top assist di angka 14. Lazio juga dibawanya menggamit titel Supercoppa Italia.

CATATAN TERBAIKNYA TERJADI MUSIM INI

Kontribusinya musim ini lebih ‘gila’ lagi. Jumlah assist-nya sudah mencapai 12. Padahal, Serie A baru mencapai pekan ke-26 atau masih menyisakan 12 pertandingan lagi. Berkat kontribusi Alberto pula Immobile sekarang bertengger sebagai topskorer di lima liga top Eropa. Jumlah golnya mencapai 27, lebih banyak dari para bomber kondang macam Robert Lewandowski, Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Jamie Vardy, dan Kylian Mbappe.

Kombinasi dari kejelian Inzaghi, ketajaman Immobile, serta kreativitas Alberto itulah yang membuat Lazio nangkring di urutan kedua klasemen Serie A. Mereka cuma berjarak satu angka dari Juventus sang capolista.

Ya, Alberto punya kans besar untuk mempersembahkan Scudetto buat Lazio. Melengkapi satu titel Coppa Italia dan sepasang gelar Super Coppa Italia yang diraih sebelumnya. Rangkaian pencapaian yang lebih dari cukup untuk membayar keputusannya meninggalkan Liverpool empat tahun silam.