Pidato Pensiun Bambang Pamungkas: Tak Menangis, tapi Hati Berdarah
BERITA OLAHRAGA

Pidato Pensiun Bambang Pamungkas: Tak Menangis, tapi Hati Berdarah

Pidato Pensiun Bambang Pamungkas: Tak Menangis, tapi Hati Berdarah

PELANGI4D  – Bambang Pamungkas mengakhiri perjalanannya sebagai pesepakbola pada 2019. Bepe tak menangis, tapi hatinya berdarah.

Di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (17/12/2019), Bepe mengumumkan gantung sepatu. Momen perpisahan itu tak berkahir manis, Persija Jakarta tumbang 1-2 dari Persebaya Surabaya.

Bepe dimainkan sebagai pengganti oleh Edson Arujo Tavares. Sekitar 14 menit, pemain 39 tahun itu merumput.

Striker 39 tahun, yang sudah 20 tahun merumput, pamit di hadapan jajaran Persija dan seluruh The Jakmania. Dalam pidatonya, Bepe tak menangis, tapi hatinya berdarah.

Image result for bp pensiun

“The Jak…The Jak…Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, selamat malam, salam sejahtera, syalom, salam kebajikan dan salam sejah terak untuk kita semua.

Orang bijak berkata, laki-laki sejati tidak menangis. Tapi, hatinya berdarah. Malam ini izinkan saya menjadi laki-laki sejati dengan tidak banyak berbicara, cukup hati saya yang berdarah.

Teman-teman, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh anggota tim Persija Jakarta tanpa terkecuali. Atas perjuangan yang luar biasa, menguras emosi, tenaga, dan juga kesabaran musim ini.

Kemudian, terima kasih yang sebesar-besarnya untuk direksi Persija Jakarta atas kerja sama yang luar biasa selama saya berada di sini.

Terima kasih kepada Pemda DKI, dalam hal ini Pak Gubernur dan Gubernur-gubernur sebelumnya selama saya berada di sini karena telah mendukung Persija Jakarta dengan all out.

Dan tentu tidak lupa kepada kalian semua. Pendukung Persija Jakarta, yang malam ini hadir di stadion ini, maupun di manapun kalian berada.

Saya pernah merasakan menjadi pemain terbaik di sini. Saya pernah menjadi top scorer di sini. Saya juga pernah juara di sini.

Namun demikian, saya juga pernah patah kaki di sini. Saya pernah depresi di sini, dan saya pernah dianggap pengkhianat di sini. Namun, dengan segala kondisi yang saya alami kalian semua tetap berada di belakang saya. Dan untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dari lubuk hati yang paling dalam. Pidato Pensiun Bambang Pamungkas: Tak Menangis, tapi Hati Berdarah

Akhir sekali, perjalanan persepakbola bukan tentang seberapa jauh dia melangkah atau seberapa cepat dia sampai. Namun tentang makna dari perjalanan yang dia lalui dan jejak apa yang ditinggalkan.

Semoga di waktu saya bersama Persija Jakarta, saya bisa meninggalkan kesan yang baik di mata anda sekalian. Sekali lagi terima kasih, selamat malam. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *